Validitas dan kecepatan data merupakan syarat mutlak dalam value chain suatu industri manufaktur. Valid artinya data harus diakuisisi, diolah, dan disampaikan dengan benar. Data juga harus sampai kepada pengguna dengan cepat agar keputusan dapat diambil tepat pada saat dibutuhkan. Dalam lingkungan industri manufaktur saat ini, digitalisasi data merupakan kebutuhan mutlak yang tidak dapat dielakkan.

Digitalisasi data tidak dapat dilakukan secara serta merta, dengan secara langsung membuat data existing menjadi data digital, namun harus melalui tahapan agar digitalisasi dapat menghasilkan data sesuai harapan.

 

I. STANDARISASI

Peran Sistem Manajemen Industri sangatlah penting dititik ini. Standarisasi berarti bahwa business process harusl efektif, efisien, dan sesuai dengan standard operasi yang diakui secara umum, seperti MRP. Sistem operasi yang tidak terencana dan terorganisir dengan baik akan menyebabkan banyak kesulitan dalam proses digitalisasi, bahkan sering berujung pada kegagalan.
Suatu sistem produksi yang standard harus mempunyai Capacity Planning, Routing, Inventory Planning, Maintenance Planning, dll. Kegagalan dalam membangun sistem ini akan menyebabkan kegagalan pada digitalisasi karena kurangnya konektivitas dan integritas data.

Sebagai contoh, ketiadaan Maintenance Planning akan menyebabkan jadwal produksi tidak lagi bisa dijaga konsistensinya akibat adanya breakdown maintenance. Capacity planning yang tidak akurat akan menyebabkan delay pada proses produksi sehingga akan menyebabkan keterlambatan delivery.
Semua elemen data dalam suatu sistem industri manufaktur harus mempunyai standard yang sama, berupa code, sistem, bahasa, nama, dll. Seringkali ditemukan dimana dalam suatu produk bisa mempunyai nama yang berbeda antara Marketing, Produksi, dan Engineering. Kode produk juga demikian. Produk yang sama bisa mempunyai kode yang berbeda atau kode yang sama bisa digunakan oleh beberapa produk yang berbeda. Permasalahan ini menjadi semakin kompleks dengan semakin meningkatnya varian produk. Error sering kali timbul dan bisa berakibat pada kesalahan hasil produksi.

Jadi, syarat awal dari digitalisasi data adalah standarisasi sistem manajemen dan data.

 

II. INTEGRASI

Integrasi dapat dilakukan hanya apabila sistem manajemen dan data sudah terstandarisasi dengan baik. Dalam tahap ini, compatibility antar departemen menjadi syarat penting. Inilah pentingnya peran dari Sistem Manajemen dalam membangun suatu lingkungan yang terintegrasi.
Data dalam suatu value chain harus dapat diintegrasi secara end to end. Apabila akan melakukan digitalisasi data dilingkungan Produksi, maka data yang Marketing, PPIC, Warehouse, Produksi, Quality, dan Maintenance, harus dapat diintegrasi. Apabila digitalisasi akan dilakukan sepanjang supply chain, maka integrasi harus dapat dilakukan mulai dari end supplier hingga end customer.

 

III. DIGITALISASI

Peran penting digitalisasi adalah speed up atau mempercepat akuisisi, pengolahan, dan penyampaian data. Tanpa digitalisasi maka suatu industri akan kehilangan timing dan validitas dalam pengambilan keputusan. Kehilangan timing artinya data tidak tersedia saat dibutuhkan karena lambatnya akuisisi, pengolahan, dan penyampaian data.
Kehilangan validitas artinya data yang diterima mengandung bias/error karena adanya human error. Bila ini terjadi maka data tersebut sebetulnya tidak bernilai, bahkan bisa berbahaya jika dibuat sebagai dasar pengambilan keputusan.

 

Standarisasi – Integrasi –  Digitalisasi adalah tahapan yang harus dilakukan secara berurutan dan tidak boleh dilewatkan dalam membangun digitalisasi data dalam suatu industri manufaktur.
Kegagalan dalam membangun salah satu komponen diatas akan berakibat pada lemahnya timing dan validitas data yang pada akhirnya akan mengurangi peran digitalisasi dalam industri manufaktur.
Disinilah Sistem Manajemen Industri memegang peranan penting dalam membangun suatu lingkungan industri yang efektif, efisien, dan kompatible dengan standard operasi yang diakui secara umum.

Share This