Kelemahan paling menonjol dari industri manufaktur kita adalah ketergantungan yang sangat tinggi terhadap kondisi ekonomi makro (inflasi, kurs, suku bunga,dll) dan kebijakan pemerintah yang berkaitan langsung dengan biaya operasi (harga BBM, TDL,dll), namun sangat kurang usaha yang mengarah pada peningkatan efisiensi dan produktivitas. Walhasil, acara rutin tahunan yang berupa kenaikan upah membuat kalangan industri menjadi kalang kabut dan cenderung  mencari solusi yang  mengarah pada sisi tenaga kerja saja.

 

KENAIKAN UPAH

 

Sebagai konsultan, saya seringkali melihat bahwa sebenarnya pemborosan yang dilakukan oleh suatu industri seringkali jauh lebih besar dari dampak kenaikan upah itu sendiri. Coba perhatikan, betapa seringnya terjadi order yang tidak dapat dipenuhi karena “tidak nyambungnya” komunikasi antara Bagian Sales dan Produksi, betapa banyak order yang terlambat karena kelemahan sistem manajemen produksi, serta pemborosan dan kerusakan proses yang terjadi diberbagai area. Tahukah anda bahwa kegagalan anda dalam mengelola pemborosan akan membunuh industri anda dimasa mendatang? bahkan walaupun tidak terjadi kenaikan upah? Tahukah anda bahwa Efisiensi dan Produktivitas adalah elemen yang sangat penting dalam persaingan dimasa mendatang? Harap diingat, terlalu mengandalkan faktor upah akan membuat anda hanya mempunyai Comparative Advantage, tanpa memiliki keunggulan bersaing yang sebenarnya. Dinegara kita dimana industri sedang berkembang pesat, kenaikan upah adalah suatu keniscayaan, cepat atau lambat. Jadi, semua industri mestinya harus mampu mengantisipasi masalah ini.

Berikut adalah tahapan yang dapat anda terapkan dalam rangka mengkompensasi terjadi kenaikan upah :

  1. Kenali struktur biaya industri anda. Setiap industri akan mengalami dampak kenaikan upah yang beragam, tergantung pada tingkat mekanisasi dan otomasi sistem produksi, proporsi tenaga kerja langsung dibandingkan tenaga kerja tidak langsung, serta tingkat upah anda saat ini dibandingkan dengan kenaikan upah yang terjadi.
  2. Hitunglah prosentase kenaikan HPP (Harga Pokok Produksi) yang terjadi.
  3. Carilah potensi penghematan biaya melalui peningkatan efiiensi dan produktivitas.
  4. Lakukan pembenahan agar terjadi penghematan biaya. Buatlah target penghematan biaya sama atau lebih besar dari kenaikan HPP akibat kenaikan upah.

Saya yakin bahwa banyak diantara anda yang skeptis terhadap kiat yang saya paparkan, karena anda berpikir tidaklah mudah untuk melakukan penghematan. Namun saya juga dapat membuktikan kepada anda bahwa telah banyak bukti empiris yang pernah saya lakukan dengan beberapa industri yang menunjukkan bahwa betapa dahsyatnya dampak peningkatan efisiensi dan produktivitas  yang berhasil kami lakukan. Percayakah anda bila saya katakan bahwa kami pernah berhasil meningkatkan sales sebuah industri  sebesar 50% hanya dalam waktu 8 bulan? Anda juga mungkin akan menduga saya manipulatif jika saya sampaikan bahwa kami pernah menurunkan tingkat kerusakan produk dari 98% menjadi 26% dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun.

Tergantung pada tingkat efektivitas sistem manajemen yang diterapkan perusahaan Anda, beberapa potensi pembenahan yang dapat Anda lakukan adalah sbb :

  1. Peningkatan Efisiensi Proses
  2. Peningkatan output dengan sumber daya yang sama
  3. Optimasi stok bahan baku, WIP, dan barang jadi
  4. Pengurangan rework,reject,repair
  5. Dan banyak lagi.

Oleh :
Ir. Dwi Andi Handaya Rusman, M.Sc
Founder & CEO
PT Advis Consulting Indonesia

Share This